Jembatan Impian Para Petani Desa Nanggulan Kabupaten Klaten

TNI419 views

Viralreporter5.com, Kab Klaten – Jangan berharap lebih sebelum berusaha lebih. Itulah gambaran prinsip para petani Desa Nanggulan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten yang penduduknya telah lama menabuh angan untuk bisa memiliki fasilitas jembatan yang layak. Betapa tidak, saat hujan deras, sawah para petani di sekitar kali Jaran kerap banjir sehingga kerap gagal panen. Ini karena jembatan penghubung Desa Nanggulan dengan Desa Karangasem, sebagai jalur pertanian sangat pendek, salurannya sempit dan rendah sehingga air tidak maksimal menuju hilir. Kondisi yang sudah terjadi bertahun-tahun ini diperparah dengan tanggul sungai yang sering ambrol karena belum ada talud di masing-masing sisinya. Bahkan jalan menuju persawahan sempit dan licin saat hujan.

Bak gayung bersambut, keinginan warga Nanggulan kini menemui titik terang. Usulan warga masyarakat yang berkeinginan agar masalahnya terpecahkan terjawab sudah. Melalui kegiatan TMMD Reg ke-113 Kodim 0723/Klaten jembatan Desa Nanggulan sepanjang 12 meter lebar 4 meter dan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 4 meter mulai dibangun. Jembatan dengan konstruksi baja dan cor beton bertulang ini dibangun dengan kokoh dan kualitas bangunan yang tak diragukan.

Kala itu 11 Mei 2022 saat fajar baru saja terbit para penduduk bersama para prajurit menyusuri jalan-jalan setapak tanpa alas kaki. Banyak warga setempat dengan penuh kesadaran melibatkan diri tanpa memandang latar belakang profesi.

Usai santap sarapan bersama para prajurit masing-masing mulai bekerja menyisir satu per satu bahan penyusun jembatan. Cangkul mulai diayun ke pasir kemudian mengaduknya. Ada juga yang menggunakan molen pengaduk campuran beton. Semen, batu dan air mulai diracik. Sementara yang lain merakit besi dan papan kayu cor untuk konstruksi jembatan.

Terkadang pekerjaannya pun dikejar waktu, seperti saat cuaca sedang tidak baik atau sampai turun hujan, tentu akan membuat pekerjaan semakin panjang.

Ketika kecapekan, mereka cenderung tak memilih tempat untuk beristirahat. Area kerja yang  berantakan tetap bisa dimanfaatkan jadi tempat rehat.

“Tak leyeh-leyeh kene sik pak Tentara, awak rasane pegel kabeh (saya istirahat dulu pak Tentara, badan pegal semua),” ucap Sindu Raharjo (55) saat merebahkan badan dengan alas rerumputan.